top of page
Writer's pictureKABINET SAHABAT BEM FK UNMUL

KAJIAN ASPIRASI MAHASISWA TERHADAP SISTEM PELAKSANAAN DAN UKT PADA MASA KULIAH DARING

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pandemi COVID-19 telah mengenai hampir seluruh negara di dunia. Tanggal 2 Maret 2020 merupakan awal mula pandemi COVID-19 di Indonesia. Pada hari-hari berikutnya, peningkatan kasus kian menanjak dan menyebar hampir ke seluruh provinsi di Indonesia, termasuk Kalimantan Timur. Case Fatality Rate (CFR) yang terjadi pun kian meningkat tiap waktunya. Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk menekan laju penyebaran COVID-19 yaitu dimulai dari hal paling sederhana di rumah hingga peraturan physical distancing.

Menurut data dari website Satgas COVID-19 per tanggal 12 April 2020 bahwa telah terdapat 33 provinsi di Indonesia yang telah terpapar virus SARS CoV-2. Jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 telah mencapai 4.557, yang meninggal sebanyak 399 jiwa dan yang berhasil sembuh sebanyak 380 jiwa.

Berdasarkan tingginya CFR dari COVID-19 tersebut maka pemerintah mengeluarkan banyak kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi risiko dari penyebaran virus tersebut. Salah satu kebijakan pemerintah yang sangat berdampak bagi mahasiswa ialah isi surat yang dikeluarkan oleh Sekjend a/n Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.35492/A.A5/HK/2020 (Perihal: Pencegahan Penyebaran COVID-19 di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan) bahwa adanya perintah untuk melaksanakan kegiatan perkuliahan secara daring. Untuk menindaklanjuti kebijakan tersebut, pihak rektor Unmul segera mengeluarkan Seruan Rektor Universitas Mulawarman No.0752/UN17/TU/2020 terkait Antisipasi Perkembangan COVID-19 (tertanggal 02 Maret 2020). Unmul memiliki ketentuan bahwa dosen, tenaga pendidikan, dan mahasiswa dilarang masuk kampus/kantor tanpa seizin rektor dan tetap melakukan pekerjaan di tempat tinggal masing-masing kecuali petugas keamanan lalu mahasiswa dan dosen melakukan pembelajaran, pembimbingan dan seminar daring sementara kegiatan ujian, praktikum, dan kegiatan akademik lainnya harus dilakukan secara tatap muka/berkelompok akan diatur kemudian.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga mengeluarkan Surat Edaran dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 302/E.E2/KR/2020 tertanggal 31 Maret 2020 sehubungan dengan Masa Belajar Penyelenggaraan Program Pendidikan dimana disampaikan himbauan bahwa perguruan tinggi memantau dan membantu kelancaran mahasiswa dalam melakukan pembelajaran di rumah. Penghematan biaya operasional penyelenggaraan pendidikan yang diperoleh selama dilakukan pembelajaran dari rumah supaya digunakan untuk membantu mahasiswa seperti subsidi pulsa koneksi pembelajaran daring, bantuan logistik, dan kesehatan bagi yang membutuhkan. Menyikapi hal tersebut di Indonesia kini telah ada beberapa Perguruan Tinggi Negeri/Swasta yang sudah mengeluarkan kebijakan berupa pemberian subsidi UKT maupun pemberian kuota internet kepada mahasiswanya antara lain seperti UNS, UGM, UNIMUS, serta UMY, dan masih ada lagi beberapa kampus yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Sehubungan dengan Surat Edaran dari Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi tentang masa belajar penyelenggaraan program pendidikan maka kebijakan masing-masing kampus perlu ditinjau, mengenai hak dan kewajiban, pencapaian kompetensi, dan keadaan mahasiswa saat menjalani pembelajaran daring serta logistik dan kemampuan finansialnya. Oleh karena itu BEM FK UNMUL membuka jaring aspirasi terhadap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman terkait Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Aksesibilitas Fasilitas di Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman. Dengan adanya survei tersebut diharapkan menjadi dasar untuk menindaklanjuti permasalahan ini agar kebijakan yang diambil oleh pihak kampus sesuai dengan apa yang diharapkan dan dibutuhkan mahasiswa. B. Tujuan 1. Menampung dan menindaklanjuti aspirasi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman terkait Uang Kuliah Tunggal (UKT) maupun aksesibilitas fasilitas untuk menunjang kegiatan pembelajaran. 2. Memberi masukan yang sesuai dengan aspirasi yang telah terjaring terhadap kebijakan kampus. 3. Menampung dan menindaklanjuti aspirasi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman terkait efektivitas kegiatan perkuliahan, Praktikum, Diskusi kelompok kecil, dan Pleno pada sistem pembelajaran daring.



PENGAMBILAN DATA DAN HASIL

A. Pengambilan Data

Berdasarkan latar belakang tersebut, BEM FK Unmul telah membagikan kuisioner dengan media Google Form untuk mengetahui bagaimana reaksi dan pendapat mahasiswa akan perkuliahan online baik dari kuliah daring, DKK (Diskusi Kelompok Kecil) hingga pleno serta beberapa hal lain seperti Trapmed (Keterampilan Medik), Praktikum, Bimbingan tugas akhir, Administrasi, Seminar proposal/akhir, serta UKT (Uang Kuliah Tunggal). Kuisioner dibagikan secara online melalui grup angkatan oleh perwakilan dari berbagai program studi untuk dibagikan kepada mahasiswa preklinik program studi kedokteran dan kedokteran gigi, mahasiswa profesi dokter dan dokter gigi, serta mahasiswa D3 keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman. Terdapat 211 responden yang mengisi google form tersebut yaitu 53,1% atau sebanyak 112 responden untuk mahasiswa kedokteran, 15,6% atau sebanyak 33 responden untuk mahasiswa kedokteran gigi, 18,5% atau sebanyak 39 responden untuk mahasiswa D3 keperawatan serta 12,8% atau sebanyak 28 responden untuk mahasiswa profesi dokter.


1. Perkuliahan Online Aplikasi Perkulihan Daring Yang Digunakan


Dari diagram di atas di dapatkan data untuk proses kuliah mahasiswa/i FK Unmul dari angkatan 2017, 2018, dan 2019 dengan tiga prodi Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan D3 Keperawatan menggunakan ZoomApp sebanyak 164 orang dan WhatsApp 114 orang, itu sudah termasuk hanya memakai ZoomApp saja, WhatsApp saja maupun gabungan keduanya. Adapun menggunakan aplikasi lain sebanyak 38 orang.

Efektivitas Perkuliahan Daring

Dari 167 responden, 79% menganggap kuliah online ini tidak efektif, sedangkan sisanya 21% menganggap kuliah online efektif. Dengan alasan ada yang pro dan kontra,adapun yang pro beranggapan bahwa suara dosen lebih jelas dan dapat menyimpan video perkuliahan. dan adapun yang kontra beranggapan bahwa pada kuliah online sering terjadi kendala jaringan yang kurang baik, ada juga yang merespon kurang mengerti karena tidak interaksi langsung, aplikasi suka berhenti sendiri, mahasiswa dan dosen sulit mengatur jadwal, dan diberi tugas mengunduh video pembelajaran dari youtube.


Sumber Koneksi Internet Perkuliahan Daring

Separuh lebih mahasiswa/i menggunakan kuota internet (50,3%) sebagai koneksi untuk kuliah online, disusul WiFi (41,9%) dan gabungan keduanya (7,8%).

Ketepatan Waktu Pelaksanaan Kuliah Daring.

Menurut responden prodi telah melakukan kuliah sesuai jadwal hanya berbeda sedikit dengan yang menjawab iya 38,9%, tidak 32,3%, dan lain-lain 28,8%.

Kendala Sistem Perkuliahan Daring.

Sebagian besar mengeluh kendala saat kuliah online yaitu jaringannya tidak stabil (68,9%), adapula yang memiliki kendala kuota yang tidak tercukupi 28,1%, dan 3% sisanya karena handphone yang tidak support. Selain itu karena jaringan terganggu ketika hujan membuat suara tidak jelas ketika proses pembelajaran.


Kemudahan Akses Aplikasi Perkuliahan Daring

Menurut responden 76,6% aplikasi penunjang kuliah online mudah diakses dan sisanya menjawab tidak (23,4%). Untuk yang mudah di akses alasannya sama karena fiturnya mudah digunakan, bisa di akses lewat hp dan laptop, tinggal menekan link yang diberikan dosen dan mendengar apa yang disampaikan, bisa menggunakan berbagai media berbagi layar namun ada juga yang merasa kesulitan. Hal tersebut dikarenakan ada kendala teknis terkeluar secara otomatis, zoom ramai digunakan batasan server jadi diberi waktu 40 menit jika tidak premium, partisipan terbatas sampai 100 orang.


Kelancaran interaksi belajar mengajar online Diagram Kelancaran Interaksi Belajar Mengajar


Diagram Fleksibilitas Chatting Dalam Pengajuan Pertanyaan Pada Sistem Perkuliahan Daring

Dengan kuliah online interaksi proses belajar mengajar lancarr kebanyakan menjawab tidak (68,3%) namun tanya jawab dalam perkuliahan bersifat fleksibel karena bisa di tanyakan lewat chatting kepada dosen dengan (76,6%). Yang menjawab tidak setuju memberikan alasan tidak semua mahasiswa berani mengutarakan pertanyaannya dengan melakukan personal chat terhadap dosen walaupun memiliki pertanyaan, berbeda dengan kuliah offline, kadang dosen sulit dihubungi, takut mengganggu waktu dosen.

Keaktifan Bertanya terkait Materi Perkuliahan Mahasiswa/i jadi lebih aktif dalam bertanya terkait materi yang disampaikan dengan sebagian menjawab setuju (50,9%), sisanya menjawab tidak setuju dengan alasan kebanyakan mahasiswa belajar sambil melakukan aktivitas lain, materi yang disampaikan telah dibaca terlebih dahulu, mahasiswa banyak yang belum memahami penjelasan dosen karena itu jadi banyak bertanya, ada juga yang sungkan, kadang saat kuliah jaringan terganggu sehingga membuat pemahaman materi terganggu.

Kemudahan Pengumpulan Tugas pada Sistem Perkuliahan Online Dengan kuliah online, mahasiswa/i mudah dalam pengerjaan maupun pengumpulan tugas 58,1% menjawab iya dan sisanya menjawab tidak. Dikarenakan perkuliahan online banyak dosen memberikan tugas sehingga mahasiswa mengalami kesulitan dalam pengerjaannya, deadlinenya terlalu cepat, tugas biasanya tidak dijelaskan terlebih dahulu jadi bingung saat mengerjakan tugas, ada juga yang diberi tugas video harus mengubah ukuran filenya, harus memotong supaya tidak terlalu panjang dan harus membuat google drive untuk dikirim linknya, adapun tugas sifatnya kelompok mengalami kendala dalam pengerjaannya. Adapun yang setuju beranggapan tidak perlu mengeluarkan biaya seperti bensin dan kertas karena pengumpulan tugas berupa softfile melalui email.

Efisiensi Perkuliahan

Diagram Efisiensi Perkuliahan Online dari Segi Waktu

Diagram Efisiensi Perkuliahan Online Dari Segi BiayaSehari-Hari Diagram Efisisensi Perkuliahan Online dari Segi Tenaga Dari segi waktu 58,1% menganggap kuliah online lebih efisien. karena bisa sambil melakukan aktivitas dirumah, dan lebih fleksibel sesuai jadwal, Sedangkan 41,9% beranggapan tidak efisien dengan alasan aplikasi sering berhenti sehingga membuat waktu kuliah bertambah, dosen mengira mahasiswa hanya diam dirumah sehingga kadang mengulur waktu dan kadang menunda perkuliahan, ada juga yang kuliah mendadak, dan kuliah malam hari sehingga mahasiswa mengantuk.

Dari segi biaya sehari-hari 52,1% menganggap kuliah online lebih efisien. Dengan alasan tidak perlu membayar uang kos, tidak mengeluarkan uang ke kampus dan jajan, tidak ada iuran untuk tugas.


Adapun 47,9% menganggap tidak efisien dengan alasan Dengan alasan banyak biaya yang dikeluarkan untuk membeli kuota, aplikasi memakan banyak kuota bisa 1 gigabyte per hari.

Dari segi tenaga, 94,6% mayoritas menganggap lebih efisien karena tidak perlu jalan ke kampus, tidak banyak bergerak, dan tidak perlu keluar rumah.

Kritik dan saran mengenai kuliah online saat ini yaitu memilih aplikasi tatap muka yang pemakaian kuotanya lebih sedikit, ada juga yang meminta untuk memperhatikan mahasiswa yang kurang mampu yang dituntut untuk mengikuti perkuliahan daring karena membuat pengeluaran semakin membengkak, menyamakan persespi antara dosen mengenai aplikasi apa saja yang digunakan, memberikan sosialisasi kepada dosen mengenai penggunaan aplikasi zoom untuk perkuliahan dan spreadsheet untuk absensi, dilihat dari UKT diminta untuk memfasilitasi zoom pro, meminta jangan hanya memberi materi tapi dijelaskan juga.

2. Diskusi Kelompok Kecil Dan Pleno

Diskusi Kelompok Kecil Untuk DKK dan pleno bagi prodi Kedokteran dan Kedokteran Gigi, 57% responden menganggap efektif dan sisanya menganggap tidak 43%. Dikarenakan memakan waktu lama karena harus mengetik, ketika jaringan bagus cukup memadai, keterbatasan waktu 40 menit jika tidak premium. Kendala yang terjadi saat DKK yaitu jaringan tidak stabil terutama saat mati lampu, lama menunggu balasan berpendapat, terkadang bising, kurang memerhatikan anggota lain karena berebut angkat tangan, kuota tiba-tiba habis, ada yang terganggu membuka media sosial, jenuh melihat layar hp terus.


Aplikasi Diskusi Kelompok Kecil Aplikasi yang digunakan pada saat DKK 85 orang memilih ZoomApp 66,4%, disusul WhatsApp sebanyak 60 orang 46,9%, dan 3 orang menggunakan aplikasi lain 2,4%. DKK berjalan sesuai jadwal dengan responden menjawab ya 66,4%, tidak 14,1%, sisanya lain-lain 19,5%.

DKK Online memenuhi standar DKK secara langsung 57% menjawab iya dan sisanya menganggap tidak sesuai standard seperti dkk biasanya karena mahasiswa mudah salin tempel, DKK online tidak diabsen, bisa menghilang, diakhir dkk baru muncul, sering lewat waktu, tutor memiliki keperluan lain sehingga tidak diperhatikan atau tidak selesai pembahasannya, tidak seaktif bertatap muka langsung, kadang mahasiswa terlambat masuk saat dkk.

Aktivitas dan Aplikasi Pleno selama Perkuliahan Daring

Sebanyak 59,4% menjawab melakukan pleno selama perkuliahan daring dan sisanya 40,6% tidak melaksanakan pleno. Yang tidak melakukan pleno karena dosen pj modul belum menemukan system yang pas untuk pleno, tergantung keputusan pj modul masing-masing, sulit menyatukan jadwal antara pj modul dan narasumber, keterbatasan jumlah partisipan di aplikasi zoom. Bagi yang melaksanakan pleno, aplikasiyang digunakan yaitu ZoomApp sebanyak 63,3%, WhatsApp 26,6% dan 10,1% tidak melaksanakan pleno atau menggunakan aplikasi lain.

Pleno Online dengan Pleno secara Langsung Pleno online dianggap tidak memenuhi standar sebanyak 59,4% dan 40,6% menganggap sama saja sesuai standar. Dengan alasan pleno berjalan seperti biasa dengan seorang presentator yang dapat dilihat semua peserta, ada ativitas Tanya jawab berjalan dengan baik, ada yang memakai aplikasi whatsapp tidak ada presentasi hanya pertanyaan, banyak yang bertaya dan berpendapat jadi susah di koordinasikan. Kendala yang dialami selama pleno yaitu jaringan, aplikasi yang tidak maksimal, partisipan yang terbatas, waktu yang digunakan lebih lama, tidak bertatap muka dan presentasi secara langsung , sulit dimengerti pleno lewat whatsapp, suara kurang jelas, aplikasi error atau nge-lag (lambat), slide presentasi blur (buram), mahasiswa ada yang tidak meredam suara, sulit mengabsensi mahasiswa.

Kritik dan saran DKK dan pleno online yaitu pengumpulan hasil dkk tiap kelompok di beri kewajiban bertanya dan akan dibahas oleh narasumber secara bersama sesuai jadwal pleno yang ada, pleno selanjutnya bisa dengan system presentasi dan tatap muka seperti aplikasi zoom, mencari alternative aplikasi yang bisa menampung lebih dari 200 mahasiswa.

3. Praktikum dan Keterampilan Medik Ketepatan Pelaksanaan Jadwal trapmed dan praktikum Trapmed dan praktikum berjalan sesuai jadwal 54,7% menjawab tidak dan sisanya 45,3% menjawab iya. Instruktur bingung cara trapmed online, kondisi dan keadaan yang tidak memungkinkan, terkendala waktu, tidak ada alat, bergantung pada jadwal intruktur. Efektivitas Ketrampilan Medik Online

Trapmed online berjalan efektif, mayoritas menjawab tidak 75% sisanya menjawab iya. Adapun yang mengatakan tidak efektif dengan alasan kuota internet cepat habis, koneksi internet tidak stabil, tidak efisien waktu, hanya memberikan video atau tugas saja. Dan yang mengatakan efektif dengan alasan untuk komunikasi berjalan dengan baik, materi tersampaikan.

Efektivitas Praktikum Online Praktikum online tidak berjalan efektif dengan pemilih sebanyak 73,7% dan sisanya 26,3% menjawab efektif. Adapun alasan yang diberikan yaitu jaringan sering terganggu, kuota internet habis, hanya ada tugas tertulis, tidak terlaksananya praktikum, dan yang menjawab efektif beralasan ada video yang membantu menjelaskan cara melakukannya.

Efektivitas Pemberian Video Atau Penugasan Video Sebagai Pengganti Praktikum/Trapmed Untuk pemberian video sebagai pengganti praktikum/trapmed yaitu 57,2% menjawab tidak efektif. Dikarenakan lebih mudah praktik langsung oleh dosen dan diikuti oleh mahasiswa dibanding hanya teori, tetapi untuk saat seperti ini cukup efektif, tidak dapat melihat secara detail, sulit dipahami, memakan kuota internet yang cukup banyak.

Kritik dan saran untuk trapmed dan praktikum online yaitu sudah bagus, praktikum dilaksanakan tatap muka agar lebih paham dan menguasai, absensi jangan manual disarankan menggunakan googlesheets, butuh adanya alternatif lain, pemberian video dengan isi yang lebih detail, memberi referensi yang mudah untuk diakses dan memberikan penjelasan sebelum pemberian tugas.

4. Tugas Mahasiswa Semester Akhir Pelaksanaan Bimbingan Tugas Akhir Secara Online Untuk mahasiswa akhir, bimbingan tugas akhir secara online responden yang memilih iya sebanyak 54,5% dan sisanya memilih tidak. Kendala Selama Bimbingan Secara Online

Sebanyak 59,1% responden mahasiswa akhir memiliki kendala bimbingan secara online dikarenakan pembimbing tidak merespon chat dan telepon, belum bisa menyelesaikan pengambilan sampel, tidak bisa mengolah data serta menyusun skripsi sehingga bimbingan tidak berjalan karena tidak ada bahan yang dapat didiskusikan dengan pembimbing, pembimbing sibuk.

Efektivitas Bimbingan Secara Online Bimbingan secara online efektif atau tidak mayoritas menjawab tidak 72,7% dengan alasan chat sering tidak di jawab oleh pembimbing,tidak semua dosen pembimbing bisa diskusi secara online, tidak bisa melaksanakan penelitian jadi belum bisa melakukan bimbingan, memakan waktu yang cukup lama untuk mengerti maksud dari pembimbing sehingga perlu klarifikasi ulang, revisi menjadi lebih lama karena butuh waktu berminggu-minggu untuk dapat hasil revisian, urusan administrasi online tidak efektif, diskusi kurang mendalam dan membingungkan.

Kendala Selama Penelitian Kendala selama penelitian yaitu 63,6% responden dengan alasan sampel sedang diliburkan selama pembelajaran daring, proses tabulasi dan pengolahan data seharusnya dilakukan di bawah supervisi dosen pembimbing secara real time, pihak rumah sakit belum menerima mahasiswa untuk penelitian, kegiatan mengurus surat menyurat memerlukan tanda tangan dosen dan tidak semua dosen dapat dimitai tanda tangan secara online.

Kesulitan Administrasi Dalam Persiapan Seminar Kesulitan administrasi dalam persiapan seminar sebagian besar menjawab tidak kesulitan karena belum melaksanakan penelitian, belum ada rencana melakukan seminar, belum mencoba untuk pesiapan seminar, sudah selesai tinggal menunggu OSCE komprehensif. Kendala Saat Ingin Melakukan Seminar


kendala saat ingin melakukan seminar yaitu 54,5% menganggap tidak ada kendala dikarenakan bimbingan tidak berlangsung lancer, belum direncanakan,tidak bisa melakukan penelitian, tidak semua dosen mau melaksanakan seminar online, ada yang sudah selesai.

Pendapat Mengenai OSCE Komprehensif Pendapat mengenai ujian OSCE komprehensif yang di undur yaitu ada yang pasrah, menguntungkan karena menambah waktu belajar, ada juga yang merasa sedih dan akan memperlama masa studi, tidak ada kejelasan dan kepastian kapan osce akan dilaksanakan, merugikan karena osce komprehensif merupakan syarat untuk yudisium jadi kemungkinan besar yudisium juga mundur.

Kritik dan saran mengenai pelaksanaan tugas akhir di masa pandemi Covid-19 yaitu harapan walaupun dalam keadaan terpisah, mahasiswa dan dosen tetap berkomitmen untuk kooperatif dan bertarget dalam mencapai suatu tujuan bersama selesainya tugas akhir, pelaksanaan tugas akhir dipermudah dan diubah semuanya menjadi online termasuk hal yang harus diurus kepada dosen penguji maupun pembimbing seperti pemberian draft sempro, koordinasikan kembali dengan semua dosen pembimbing skripsi agar memaksimalkan penggunaan sistem online mungkin dapat diberikan SOP agar tidak miskomunikasi, informasikan kepada mahasiswa alur skripsi system online yang tertulis serta alur administrasiakademik.


5. Mahasiswa Pre-Klinik Pendapat Responden Mengenai UKT Dari 184 responden yang terdiri dari mahasiswa kedokteran, kedokteran gigi dan D3 keperawatan, sebanyak 93,5% responden merasa UKT mereka yang dibayarkan tidak sepadan dengan sistem perkuliahan daring yang diterapkan sekarang. Dari rentang UKT golongan 1 hingga golongan 6, hanya 12 responden yang menyatakan sepadan yaitu golongan 1 yaitu sebanyak 2 responden, golongan 2 sebanyak 2 responden, golongan 3 sebanyak 2 responden, golongan 4 sebanyak 1 responden, golongan 5 sebanyak 2 responden, golongan 6 sebanyak 3 responden. Namun 6,5% responden ini tidak menjawab alasan mereka merasa sepadan dan mereka membiarkan pertanyaan “alasannya” pada form kosong. Bagi yang tidak merasa sepadan berpendapat mereka merasa bahwa untuk sejumlah UKT yang mereka bayarkan seharusnya sudah mencakup semua pengeluaran operasional mereka dalam berkuliah, namun dikarenakan sistem online, mereka membutuhkan kuota untuk berkuliah sehingga terdapat pengeluaran tambahan. Selain itu mereka merasa bahwa selama kuliah online ini fasilitas kampus tidak terpakai sehingga terkendala pada praktikum dan trapmed. Sistem online yang mayoritas menggunakan Zoom dinilai tidak efisien sehingga ilmu yang didapat tidak maksimal. Permasalahan yang sama dengan mahasiswa program studi profesi dokter juga terjadi pada mahasiswa preklinik.

Pengetahuan mengenai Surat Edaran Kemendikbud tentang Imbauan Pemberian Bantuan terhadap Mahasiswa Hanya 39,7% responden yang mengetahui Surat Edaran Kemendikbud yang berisi imbauan untuk memberi bantuan kepada mahasiswa, 60,3% Responden tidak mengetahuinya.

Pendapat Responden mengenai Fasilitas yang Disediakan Fakultas Untuk Menunjang Perkuliahan dan Praktikum Daring Sebanyak 83,7% Responden merasa tidak mendapatkan fasilitas yang disediakan oleh fakultas untuk menunjang perkuliahan online. Untuk pratikum sebanyak 91,3% mahasiswa merasa tidak mendapatkan fasilitas yang disediakan oleh fakultas untuk menunjang praktikum.


Jenis Kompensasi yang Diharapkan Responden Dari data yang telah didapatkan diatas ada beberapa saran kompensasi yang diharapkan oleh 187 tanggapan mahasiswa, yaitu:

  1. Sebanyak 85 responden, mahasiswa mengajukan kompensasi berupa pulsa internet/paket data.

  2. Sebanyak 165 responden, mahasiswa mengajukan kompensasiberupa memfasilitasi ZOOM Pro untuk per-angkatan.

  3. Dan Mahasiswa lainnya mengajukan kompensasi yang beragam, seperti meniadakan tugas akhir atau meniadakan UKT bagi mahasiswa tingkat akhir yang sedang melaksanakan skripsi.

6. Mahasiswa Profesi Dokter UKT dan Perkuliahan Dari diagram di atas terdapat 8 mahasiswa/i profesi (28,6%) yang menyatakan bahwa proses pembelajaran di Mahasiswa profesi saat ini (pandemic COVID-19) dengan UKT yang dibayarkan sebanding dan terdapat 20 DM (71%) yang menyatakan bahwa proses pembelajaran di Mahasiswa profesi saat ini (pandemic COVID-19) dengan UKT yang dibayarkan tidak sebanding. Kompensasi UKT Dari grafik di atas menyatakan bahwa kompensasi yang diharapkan dari mahasiswa/i profesi dari proses pembelajaran yang tertunda dan menjadikan waktu studi semakin panjang adalah sebanyak 21 mahasiswa/i profesi (75%) setuju pemotongan UKT untuk semester selanjutnya, ada sebanyak 11 mahasiswa/i profesi (39,3%) setuju dengan penambahan semester gratis dan ada sebanyak 1 mahasiswa/i profesi (3,6%) setuju ditiadakannya UKT bagi yang hanya menunggu yudisium dan UKMPPD. Sistem Pembelajaran Dari diagram di atas menunjukkan 14 mahasiswa/i profesi (50%) yang menyatakan bahwa sebaiknya system studi pembelajaran DM untuk kasus pandemic COVID-19 ini melalui system Daring, ada sebanyak 7 mahasiswa/i profesi (25 %) menyatakan sebaiknya libur, dan sisanya memilih sebaiknya tetap masuk, study at home, libur dengan catatan menyelesaikan tugas-tugas dan lain-lain. B. Hasil Setelah menjaring aspirasi dari mahasiswa pre-klinik maupun profesi didapatkan hasil yang dirangkum dalam poin-poin sebagai berikut :

  1. Mayoritas mahasiswa merasa bahwa UKT yang dibayarkan untuk kegiatan pembelajaran tidak sepadan pada masa pandemi COVID-19 ini dikarenakan adanya kebijakan study from home yang mengakibatkan mahasiswa pre-klinik tidak bisa mengakses fasilitas kampus, dan mahasiswa profesi diliburkan.

  2. Mayoritas mahasiswa mengharapkan adanya kompensasi untuk UKT yang dirasa tidak maksimal penggunaannya. Diantaranya berupa :

    • Akun Zoom Pro per-angkatan untuk menunjang kuliah daring.

    • Pemotongan UKT semester depan terhadap mahasiswa Profesi.

    • Meniadakan tugas akhir atau mengganti tugas akhir atau meniadakan UKT bagi mahasiswa tingkat akhir yang sedang melaksanakan skripsi.

    • Koordinasi dengan semua dosen pembimbing skripsi agar memaksimalkan penggunaan sistem online mungkin dapat diberikan SOP agar tidakmiskomunikasi,

    • Memberikan iinformasi kepada mahasiswa alur skripsi system online yang tertulis serta alur administrasi akademik.

PENUTUP A. Solusi yang ditawarkan Dari aspirasi mahasiswa tentang pemanfaatan UKT dalam proses pembelajaran daring. BEM FK UNMUL merekomendasikan solusi sebagai berikut :

1. Karena adanya masa pandemi COVID-19 yang menyebabkan masa pembelajaran menjadi terhambat, maka sebaiknya ukt yang dibayar disesuaikan dengan masa pembelajaran pada semester ini, yakni pemotongan UKT untuk semester depan sesuai dengan masa pembelajaran yang terpotong waktunya. Contoh : Jika melewati setengah semester, maka dipotong 50%. 2. Pemberian kebijakan potongan 75% UKT bagi mahasiswa profesi yang telah menyelesaikan semua stase yang tinggal menunggu yudisium dan UKMPPD. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa mahasiswa yang seharusnya dapat mengikuti UKMPPD pada semester ini tertunda menjadi semester selanjutnya. 3. Meniadakan tugas akhir atau mengganti tugas akhir atau meniadakan UKT bagi mahasiswa tingkat akhir yang sedang melaksanakan skripsi mengingat sulitnya pelaksanaan penelitian dimasa pandemic ini. 4. Koordinasi dengan semua dosen pembimbing skripsi agar memaksimalkan penggunaan sistem online mungkin dapat diberikan SOP agar tidak miskomunikasi, 5. Memberikan iinformasi kepada mahasiswa alur skripsi system online yang tertulis serta alur administrasi akademik. 6. Pemberian kuota internet gratis untuk mahasiswa yang melaksanakan pembelajaran secara daring dan pemberian pengganti atas pulsa dan/atau paket internet yang telah digunakan oleh mahasiswa dalam menjalankan kuliah daring sejak tanggal 23 Maret 2020 hingga diterimanya bantuan pulsa dan/atau paket data dari pihak Universitas 7. Pemberian kebijakan potongan 75 % UKT bagi mahasiswa profesi yang hanya melaksanakan yudisium, prekoas, dan maksimal 1 stase koas daring, dan tidak menjalani wisuda. 8. Pemberian akun Live Stream Seperti Zoom Pro atau mencarikan alternatifnya untuk menunjang perkuliahan daring. 9. Pemberian fasilitas penunjang pembelajaran, seperti E-Library yang berisi buku dan jurnal daring. 10. Pemberian kepastian kebijakan perkuliahan, Praktikum, Diskusi Kelompok Kecil, dan Pleno yang paling efektif untuk dijalankan kepada seluruh dosen, sehingga tidak ada lagi perbedaan sistem pembelajaran daring yang di gunakan oleh para dosen pada proses pembelajaran. 11. Memberikan sosialisasi kepada dosen mengenai penggunaan aplikasi zoom untuk perkuliahan dan google spreadsheet untuk absensi

B. Kesimpulan dan Saran Demikian beberapa aspirasi dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman, yang kami harapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Ibu Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman. Kami semua berharap adanya kebijakan lebih lanjut mengenai sistem pelaksanaan dan UKT di tengah pandemi COVID-19 ini. Semoga segera dapat ditindaklanjuti dan Indonesia dapat melakukan usaha yang terbaik untuk saat ini sehingga mendapat hasil yang baik dan segera pulih dari keadaan ini.

DAFTAR PUSTAK Bertambah 316 Kasus, Positif COVID-19 di Indonesia Menjadi 4.557 Kasus (2020, April 13) Diakses Pada April 13, 2020, dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 : https://www.covid19.go.id/2020/04/13/bertambah- 316-kasus-positif-covid-19-di-indonesia-menjadi-4-557-kasus/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2020. Mendikbud terbitkan SE tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat Covid-19. Retrieved from https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/mendikbud-terbitkan-se- tentang-pelaksanaan-pendidikan-dalam-masa-darurat-covid19 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2020. SE Dirjen Dikti: Masa Belajar Penyelenggaraan Program Pendidikan. Retrieved from https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/04/se-dirjen-dikti-masa- belajar-penyelenggaraan-program-pendidikan Surat Edaran Rektor Universitas Mulawarman Nomor 1067/UN17/TU/2020 Tahun 2020 Tentang Pencegahan penyebaran Corona virus Disease (COVID 19) di Lingkungan Universitas Mulawarman. Surat Edaran Sekjen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan No.35492/A.A5/HK/2020 Tentang Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID- 19) di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 302/E.E2/KR/2020 tanggal 31 Maret 2020 tentang Masa Belajar Penyelenggaraan Program Pendidikan.

Surat Edaran Rektor Universitas Negeri Sebelas Maret Nomor 13/UN27/SE/2020 tentang Bantuan Paket Data Internet untuk Pembelajaran Daring Mahasiswa Program Diploma, Sarjana, Magister, dan Doktor Universitas Sebelas Maret.

Recent Posts

See All

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page